SERAMBINEWSCOM - Sosok ulama NU kharismatik KH Maimun Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen, mengembuskan nafas terakhir hari ini, Selasa (6/8/2019) saat melakukan rangkaian ibadah haji di Mekkah.. Selain dikenal sebagai ahli fikih, Mbah Moen biasa dimintai doa dan restu para pejabat dan tokoh bangsa. Pada ajang Pilpres kemarin, kedua paslon baik Joko

Sembilan Karomah Kiai Maimoen Zubair Mbah Moen Karomah adalah kemuliaan dari Allah yang hanya diberikan pada kekasih-Nya atau waliyullah berupa kealiman, keajaiban, atau keistiqomahan di jalan-Nya. Setiap wali pasti memiliki karomah yang keluarbiasaannya itu sesuai dengan maqom level kewaliannya masing-masing. Seseorang dikatakan wali atau tidak, bukan dari penilaian pribadi atau sebagian golongan. Seorang diketahui sebagai wali hanya terbatas kalangan yang menyadarinya. Yakni, cuma sesama wali atau kekasih Allahlah yang tahu. Mereka satu sama lain hidup dan berinteraksi di dunia "perwalian". Untuk Mbah Moen Kiai Maimoen Zubair tak sedikit tokoh agama yang mengatakan beliau merupakan sosok wali. Selain karena keistiqomahan dan kealiman keilmuan, ternyata beliau juga memiliki kisah ajaib. Tentu kisah di bawah ini hanya sebagian kecil dari karomah beliau. Masih banyak karomah beliau yang luput dari kebanyakan umat. Di antara karomah Mbah Mun terurai sebagai berikut 1. Memiliki penglihatan batin luar biasa ilmu kasyaf Setiap harinya ndalem kediaman rumah Kiai Maimun Zubair tidak pernah sepi dari tamu yang sowan. Bahkan, para habib habaib juga tak jarang ikut bertamu. Termasuk saat dua habib dari marga Bin Syaikh Abu Bakar BSA dan marga Assegaf. Baca Kisah Wali Paidi Full PDF Sang Waliyullah dari Jawa yang Lucu dan Penuh Hikmah Mereka berdua berkunjung ke rumah Mbah Mun naik sepeda motor. Seperti biasa banyak tamu yang duduk lesehan di ruangan lebar rumah beliau. Lantas keduanya mengucapkan salam di depan pintu sebagai tanda meminta izin masuk. Banyak tamu yang merespon biasa wajar. Hingga pada saat Mbah Mun merespon sigap menyuruh mereka berdua mendekat para tamu mulai terpancing perhatiannya. Lantas beliau berkata "Antum as-Saqof kamu bermarga As-Segaf." Serta kepada habis satunya lagi "Antum BSA Kamu bermarga Bin Syaikh Abu Bakar." Tentu saja salah satu habib itu terkaget-kaget dalam hatinya. Sebab dia belum pernah bertemu sebelumnya dengan Mbah Moen. Apalagi menceritakan jati dirinya pada beliau. Lantas salah satu dari habib memberanikan untuk bertanya "Mbah, bagaimana bisa tahu marga kami ini As-Segaf dan BSA?" Mbah Moen langsung menjawab "Dilihat dari matanya saja sudah ketahuan." Sebagai tamu spesial, Mbah Mun meminta pada mereka untuk masuk ke ruangan dalam. Mereka dijamu makan. Setelah selesai beliau meletakkan dua amplop di meja makan sambil berkata "Yik panggilan untuk habaib, ini dua amplop, satu untuk bekal habib dan yang satunya untuk kebutuhan habib." Semakin tambah terkejut kedua habib yang saling bersahab itu. Sebab ternyata isi amplop untuk kebutuhan sama persis dengan apa yang diperlukan oleh dua habib tersebut. 2. Dititipi pesan oleh Rasulullah lewat mimpi Mbah Moen pernah didatangi Nabi Muhammad lewat mimpi. Menitipkan salah satu keturunan beliau habib untuk berguru mondok dengan Mbah Moen. Kisah ini diriwayatkan sendiri oleh al Habib Abdullah Zaky al-Kaff saat akan mondok ke Mbah Maimun Zuebair. Habib Zaky diberi wejengan oleh pamannya agar tidak langsung memberi tahu ke Mbah Mun bahwa dia seorang habib keturunan nabi. Pesan tersebut ia pegang kuat untuk dilakukan. Terbukti saat tiba di pondok, Mbah Moen bertanya "Nama kamu siapa?" Habib menjawab dengan penuh mantap "Nama saya Zaky". Perlu diketahui wajah habib tersebut tidaklah kearab-araban seperti habib pada umumnya. Tentu saja, usai momen perkenalan selesai para santri beraktifitas normal lagi. Kembali ke bilik kamar masing-masing untuk istirahat ataupun belajar. Pada suatu tengah malam, gotakan kamar yang dihuni habib Zaky beserta santri lainnya diketuk-ketuk. Sontak saja hampi seisi kamar terbangun. Tak dinyana ternyata yang mengetuk ialah Kiai Maimun Zubair. Santri yang terbangun jadi salah tingkah dan penuh tanda tanya. Mbah Mun memberi penegasan pada orang di kamar itu "Mana yang namanya Zaky?... Kamu tidak mengaku ya kalau kamu masih zuriyah keturunan Rasul? Saya baru saja mimpi didatangi Nabi. Beliau perpesan pada saya untuk titip cucunya... Kalau kamu masih belum mengaku, pilih mana mondok di tempat saya atau keluar dari pondok saya?" Baca Kisah Hidup Waliyullah, Mati Terlindas Truk Sedot WC Gegara Menyalahi Ibunya Sebagaimana diketahui, Mbah Moen merupakan sosok yang dikenal mencintai dan memuliakan keturunan nabi. Sebagai bentuk akhlak baik pada keturunan Rasul. Serta tentu bentuk memuliakan Rasul pula. 3. Keajaiban di seputar wafat Mbah Moen Ada yang mengatakan Mbah Mun tahu kapan dan di mana beliau meninggal. Harapan beliau ialah meninggal di Makkah dan jatuh di hari Selasa. Semuanya terkabul. Sebelum meninggal beliau pernah memberi "pertanda" secara tersirat pada orang yang menemui di Makkah. Berikut video tentang pesan dari Mbah Moen terkait keistimewaan meninggal hari Selasa Ada tamu yang menemui Mbah Moen di hotel tempat beliau bekmukim. Dia ingin tahu sampai kapan beliau menetap di Makkah. Agar orang lain yang masih ingin sowan bisa menyiapkan waktu dulu. Dia bertanya "Mbah, mohon maaf nanti di sini Makkah sampai kapan nggih?" Mbah Mboen menjawab "Sampai tanggal 5". Si penanya kebingungan. Bagaimana di Makkah bisa sampai tanggal 5. Sedangkan ritual haji akan selesai dilakukan sampai tanggal belasan. Si penanya berpikir positif bahwa yang dimaksud sampai tanggal 5 ialah tinggal di dalam hotel yang sedang beliau tempati saat itu. Tak cukup dengan hal di atas, saat di hari wafat alam sekitar seakan ikut menyambut. Mendung dan hujan turun di pagi hari saat beliau wafat. Padahal saat itu adalah musim kering atau kemarau. Akan tetapi tiba-tiba hujan turun saat Mbah Mun meninggal. 4. Nasi berkat tahlil 7 hari wafat tidak basi hingga jam 11 siang esok harinya Bingkisan makanan yang dibagikan tadi semalam saat tahlil 7 hari Mbah Moen di Sarang tidak basi hingga jam 11 siang. Mulai dari nasi, ikan, daging, kue, dan lain-lain tidak ada penurunan kualitas. Kondisinya masih layak makan seperti saat dibagikan malam harinya. 5. Menghentikan hujan deras saat mengisi pengajian Dalam situasi asyiknya para hadirin menikmati pengajian tak disangka hujan lebat tiba-tiba turun. Saking derasnya para pendengar mencari posisi yang aman agar tidak terguyur air. Di tengah kepanikan panitia pengajian dan segenap undangan, ternyata Mbah Mun menyikapi dengan tenang. Mbah Maimun Zubair melantunkan doa yang diamini oleh para peserta pengajian. Hujan pun berhenti seketika, sehingga acara pengajian dilanjutkan hingga selesai. Waktu lima belas menit pertama yang terpotong hujan dilanjutkan hingga satu setengah jam kemudian. 6. Menaiki mobil tanpa bahan bakar Suatu hari dikisahkan Mbah Moen sering ke Pasuruan menaiki mobil. Kendaraan itu sering terjadi kerusakan. Pada saat hendak pulang dari Pasuruan mobil mengalami kendala. Akhirnya terpaksa harus diampirkan dulu ke bengkel. Setiba di sana dan diperiksa montir hal aneh terjadi. Tukang bengkel berkata "Ini mobil siapa?" Sopir yang mengantarkan Mbah Mun menjawab "Ini mobilnya Kiai Maimun. Emangnya kenapa Pak?" Montir itu menjelaskan sambil terheran-heran "Ini selang bahan bakarnya terlepas. Tidak nyambung antara tangki dengan mesin. Kok bisa mobilnya jalan." 7. Melipat waktu atau melipat bumi Karomah semacam ini merupakan yang paling sering diceritakan dimiliki para wali. Yakni, mempersingkat waktu dan jarak tempuh menjadi lebih sedikit atau pendek. Dengan kemampuan tersebut, seorang wali bisa berpergian ke penjuru dunia manapun tanpa perlu khawatir tak cukup waktu. Diceritakan oleh Kiai Fadlolan Musyaffa pada saat beliau masih kuliah di Universitas al Azhar, Kairo Mesir diminta tolong oleh Mbah Mun. Kiai Fadlolan disuruh menemani beliau ziarah ke makam Imam Syadzilli. Seorang tokoh ulama sekaligus keturuan Nabi yang wafat di Mesir. Padahal sesuai dengan hitung-hitungan waktu antara jadwal terbang pesawat dengan jarak tempuh ke lokasi ziarah tidaklah cukup. Butuh waktu tambahan berjam-jam waktu untuk melaksanakan misi tersebut. Namun, nyatanya waktu tersebut mampu "dipangkas" oleh Mbah Mun. 8. Menyembuhkan sakit dengan air putih Masih dikisahkan oleh Kiai Fadlolan saat mengantarkan beliau ke makam Imam Syadzili bahwa Mbah Mun dapat menyembuhkan penyakit dengan air tawar. Saat beliau mampir dan rombongan di rumah makan sederhana dimintai tolong pemiliknya untuk mendoakan air putih yang dibawa. Ibu itu memohon pada beliau "Wahai syaikh, doakan suami saya, dia sedang sakit." Setelah air didoakan beliau bertanya "Di mana suami ibu?" Ibu itu mengantarkan Mbah Moen ke tempat suaminya. Beliau mengoleskan air yang telah didoakan itu ke suaminya. Akhirnya berangsur-angsur lelaki itu mulai lebih mendingan. 9. Amalan yang ampuh untuk penglaris dagang sapi Ada kisah juragan sapi yang sedang mengalami krisis keuangan akibat bisnisnya sedang rugi. Musibah itu tidak hanya dialami oleh dia saja, tapi hampir semua pebisnis bidang persapian mengalami kelesuan. Ia sudah mencoba melakukan cara tapi ujungnya tetap macet. Tahu akan cobaan hidup itu, salah satu alumni pondok sarang menyarankan pada juragan itu untuk sowan ke Mbah Moen. Singkat cerita malam tiba. Setelah mengutarakan permasalahan hidupnya juragan sapi itu hendak pamit. Mbah Moen melarangnya pulang. Harus menginap malam itu di pondok dulu. Kalau tetap ingin pulang beliau tidak akan mau mendoakan. Juragan itu menurut arahan beliau. Selain untuk mendapat doa juga karena atas arahan teman supaya menuruti kemauan beliau. Banjir Embun Tak lama setelah sowan ke ndalem Kiai Maimun Zubair segala keruwetan bisnis juragan sapi itu mulai berangsur-angsur hilang. Geliat jual beli sapi mulai terlihat. Dagangannya mendatangkan untung besar seperti sedia kala.

MustofaBisri serta sejumlah ulama lainya,yang mengakui bahwa Mbah Moen adalah waliyullah atas tingginya ilmu serta banyaknya karomah. Baca Juga: Inilah 4 Karomah Habib Luthfi bin Yahya, No 2 Sukar Dipercaya, Pernah Adu Kesaktian dengan Dukun. Apalagi kesaksian dari orang-orang terdekat Mbah Moen, yang kerap menyaksikan langsung

ESNBanten -Jembatan kita bermunajat pada Allah adalah doa. Pesan Mbah Moen mintalah 4 hal ini, jangan banyak-banyak. Di kenal sebagai ulama yang kharismatik, KH. Maimun Zubair atau di kenal dengan panggilan Mbah Moen yang lahir di Rembang pada tanggal 28 Oktober 1928 dan meninggal di Mekkah pada saat sedang menunaikan ibadah haji pada 6 Agustus 2019. Beliau dimakamkan di Al Ma’la, Mekkah dengan dihadiri ratusan orang. Walaupun beliau sudah meninggalkan kita, banyak pesan-pesan dan ajaran-ajaran beliau yang dapat senantiasa menjadi pegangan dalam kehidupan kita. Baca Juga JPU Tuntut Mantan Sekretaris FPI dengan Hukuman Mati Ingat nasehat Mbah Moen, “ Jangan banyak-banyak minta sama Allah, cukup minta 4 hal saja.” Apa sajakah itu? Antara lain, adalah kenikmatan hidup rejeki yang berlimpah dan barokah keluarga damai, tentram dan sejahtera keberuntungan di dunia dan di akhirat. Empat hal ini merupakan doa-doa yang mewakili semua keinginan kita di dunia dan akhirat. Istiqomah dalam menjalankan semua perintah-perintah Allah dan senantiasa menjauhi larangannya, agar doa dan hajat kitapun dikabulkan oleh Allah SWT. Baca Juga Omicron Melonjak, Pertandingan Amal Real Madrid dan Barcelona di JIS Jakarta Batal Digelar Terkini
Amalan- amalan yang dianjurkan oleh Syaikhuna KH. Maimun Zubair atau yang masyhur dengan sebutan Mbah Maimun Zubair, di Malam Hari Raya, baik Hari Raya Idul Fitri Ataupun Hari Raya Idul Adha. Beliau menganjurkan kepada seluruh umat Islam, khususnya para santri untuk menghidupkan hari raya dengan Ibadah. Pesan ini disampaikan oleh Guru Beliau KH.
Jakarta - Namanya Nuhin, asal Demak. Usianya sudah menginjak 73 tahun. Senyum terus tersungging di bibirnya saat menceritakan antusiasmenya untuk berhaji karena 'amanat' dari almarhum Mbah detikHikmah di sektor 11, Senin 5/6/2023, Mbah Nuhin masih lantang berbicara dan tidak menunjukkan tanda-tanda demensia atau pikun. Saat ditanya berapa usianya dan dengan siapa dia berhaji dia menjawab dengan lancar tanpa ragu-ragu."Usia 50 tahun ditambah 23 tahun," tutur pria asal Demak, Karanganyar, Desa Undakan Kidul ini membuka pembicaraan. "Naik haji sendirian, ibunya istri sudah meninggal ketika 2017 dan diamanatkan oleh Mbah Maimun Zubair yg dimakamkan di Ma'la untuk berhaji," lanjutnya sambil Maimun Zubair alias Mbah Moen merupakan ulama besar Indonesia, tampaknya menjadi kiai panutan Mbah Nuhin. Mbah Moen wafat setelah melaksanakan salat Subuh, pada tanggal 6 Agustus 2019 pukul WAS di Rumah Sakit An-Nur Makkah. Tidak ada gejala beliau sakit karena malam sebelumnya beliau menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Mbah Moen dimakamkan pada tanggal yang sama, di Ma'la, Makkah."Ketika saya umrah tahun depan, eh tahun kemarin sudah ke situ Ma'la dikarenakan saya tidak mendapet panggilan haji karena COVID, berziarah itu namanya Maimun Zubair, itu kiai anak saya, yang namanya haji Nafan, yang haji tahun lalu hajinya haji furoda. Sekarang orangnya anaknya dia saya bercuri maksudnya lagi ada urusan untuk Batshumasail 3 hari," sedikit lagi Mbah Nuhin akan memenuhi impiannya untuk menyandang gelar haji. Ditanya kondisinya, dia berkata sangat senang dengan penyelenggaraan haji sejauh ini."Yang bikin senang ada ini menunjuk petugas saya seneng, betul-betul menyenangkan, makan enak di Madinah, nasinya juga banyak, tapi saya orang tua separuh itu, anak muda itu habis," sebut Mbah Nuhin."Hotelnya? hotelnya sae bagus," katanya. "Ora ono yang sakit, jam berangkat ke sana Haram untuk menjaga diri dari kelelahan," terus, Mbah Nuhin semoga hajinya mabrur!Simak Video "Antusiasme Calon Jemaah Haji Ikuti Praktek Manasik yang Digelar Maktour" [GambasVideo 20detik] lus/lus

KisahViralnya Makam Mbah Maimun. Bakda Subuh, sebelum membimbing jamaah Kbih ‘Al-Gratis’ berziarah ke pemakaman Ma’la, sebagai bentuk totalitas seorang pembimbing saya ke Ma’la duluan untuk “kursus” kepada Habib Muhammad Alaydrus, seorang Habib dari Hadhramaut yang tinggal di Mekkah. dari beliau saya banyak mengetahui makam-makam

SUARA SEMARANG- Ustadz Adi Hidayat membagikan pengalaman mengejutkan saat berziarah ke makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen yang berada di Mekkah. Kyai Haji Maimun Zubair atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah Moen merupakan ulama asal Indonesia yang wafat dan dikuburkan di kota Mekkah al mukaromah. Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen yang saat itu merupakan pengasuh tertinggi di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang ini wafat setelah melaksanakan salat Subuh, pada tanggal 6 Agustus 2019 pukul waktu setempat di Rumah Sakit An-Nur Mekkah. Ustadz Adi Hidayat saat itu sedang berada di Mekkah berziarah ke makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen meneceritakan pengalamannya mencium aroma wangi yang muncul dari makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen. Baca JugaBacaan Doa Ziarah Kubur yang Shahih Diajarkan Rasulullah, Disertai dengan Teks Latin dan Artinya Melansir dari kanal Youtube berfaedah berikut ini kisah Ustadz Adi Hidayat saat mencium aroma harum di makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen. Saat itu Ustadz Adi Hidayat sedang berada di Mekkah dan berziarah ke makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen dan Unnul mu'minin Sayyidah Khadijah Rodiyallahu 'anha, dan disanalah Ustadz Adi Hidayat mendapatkan pengalaman tersebut saat berziarah ke makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen. "saya diantaranya berziarah ke makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen termasuk ke Ibunda tercinta Sayyidah Khadijah Rodiyallahu Ta'ala. "Saya begitu lewat pemakaman lalu begitu di makamnya mbah Moen gitu kita disitu berdoa kebaikan". Sesat sedang berdoa di makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen Ustadz Adi Hidayat mencium aroma wangi yang muncul dari sekitar makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen. Sehingga Ustadz Adi Hidayat penasaran dan bertanya kepada rekannya yang ikut berziarah pada saat itu. Namun, ternyata rekan-rekan Ustadz Adi Hidayat pun mengaku tidak menggunakan wawangian sebagaimana yang dirasakan oleh Ustadz Adi Hidayat. Baca JugaBacaan Doa untuk Mengusir Jin, Jin Ifrit Langsung Tersungkur Setelah Dibacakan Doa ini, Lengkap dengan Teks Latin dan Artinya "itu bau harum wangi, saya tanya ke teman "antum pakai parfum apa ?" Gak ada, wangi makamnya". Pada saat itu Ustadz Adi Hidayat berziarah memang bukan pada waktu ziarah yang diperbolehkan sehingga sepertinya tidak mungkin jika ada yang memberikan wawngian pada makam Kyai Haji Maimun Zubair Mbah Moen tersebut, jikapun ada pastinya aroma wewangian tersebut sudah hilang terkena panas. 'dan saya datang kesitu itu di waktu yang memang dilarang waktu berkunjung ba'da zuhur. kunjungan itu ba'da subuh dan ba'da asar baru ada orang berkunjung." " jadi tau kalau ngasih minyak wangi tu gak mungkinlah walalupun ada kena panas selesai. jadi waktu datang kesitu ditolak kaena bukan waktu kunjungan"

NUJATENGCOM adalah media suara Nahdliyin Jawa Tengah
Paraulama NU yang menjabat sebagai Rais Aam adalah para kiai yang berakhlak mulia; tawadhu. Dalam penuturan KH Abd Nashir Fattah, Rai s Syuriyah PCNU Jombang, keunggulan suara Mbah Bisri itu terjadi dua kali. “Seingat saya, keunggulan Kiai Bisri atas Kiai Wahab itu sejak Muktamar di Bandung tahun 1967.
. 207 439 399 341 378 495 143 43

4 doa mbah maimun